top of page
Cari
Gambar penulisWisata Ngrompang

Mengenal Tokoh Pelopor Perikanan di Ngrompang

Diperbarui: 7 Agu 2022

Kampung Ngrompang termasuk daerah tandus bertanah kapur putih di pegunungan kapur putih Ngrompang. Kampung Ngrompang berada di wilayah RT 94 Dusun Banyon, Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Tepatnya sekitar 500 meter barat laut Desa Wisata Gerabah Kasongan Bantul. Meski termasuk daerah tandus, warga kampung Ngrompang tetap bisa bertahan hidup dengan baik hingga sekarang. Bahkan, tingkat pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan warga Ngrompang cukup tinggi, tidak kalah dengan warga lainnya yang tinggal di kawasan subur.


Masyarakatnya selain hidup dari hasil buruh tani dan wiraswasta juga banyak yang menjadi perajin, seniman, pegawai dan guru. Tidak sedikit pula warga Ngrompang yang beternak sapi, ayam dan budidaya ikan air tawar, seperti lele, nila, gurameh, patin dan ikan bawal. Khusus budidaya ikan air tawar, kini semakin trend karena banyak warga yang terlibat di dalamnya dengan membangun sejumlah kolam ikan di sekitar tempat tinggal. Keberhasilan warga Ngrompang memanfaatkan kondisi alam yang tidak subur, bertanah kapur putih, untuk membudidayakan ikan air tawar, tidak terlepas dari peran serta Bronto Suwarno (65 tahun).

Bapak asli warga Ngrompang ini berhasil mengajak warga lainnya membudidayakan ikan air tawar dengan membangun sejumlah kolam ikan. Tujuannya, diantaranya menambah penghasilan keluarga dan menggalakkan gemar mengkonsumsi ikan, karena ikan memiliki nilai gizi yang cukup tinggi.


Awalnya warga tidak yakin, bagaimana mungkin bisa membangun kolam ikan di tanah kapur putih yang tandus dan sulit untuk mendapatkan air bersih. Namun Pak Bronto tidak putus asa, terus meyakinkan warga. Salah satu diantaranya Pak Bronto memanfaatkan air irigasi yang melintas di kampung Ngrompang untuk mengairi kolam-kolam ikan dengan menggunakan alat penyedot air. Seperti yang telah diketahui, air irigasi yang melintas di wilayah kampung Ngrompang sebenarnya untuk pengairan sawah-sawah yang terletak di kampung-kampung tetangga, sementara kampung Ngrompang berada di atas atau perbukitan.


Melihat ide cemerlang dari Pak Bronto maka semakin banyak warga Ngrompang yang berminat membudidayakan ikan air tawar. Warga yang tidak punya lahan untuk membangun kolam, bisa menggunakan tanah milik Pak Bronto. Kebetulan Pak Bronto memiliki tanah yang cukup luas. Pak Bronto memulai membudidayakan ikan air tawar sekitar tahun 2014. Ketika itu Pak Bronto membangun kolam ikan ukuran 3x9 meter persis di samping rumahnya. Dua tahun kemudian, tahun 2016, Pak Bronto bersama warga lainnya mendirikan kelompok budidaya ikan dengan nama Kelompok Ikan Mina Argosari Ngrompang.


Dengan adanya kelompok ikan Mina Argosari Ngrompang, Pak Bronto lebih semangat lagi dalam mengembangkan usaha budidaya ikan, diantaranya dengan merelakan tanahnya dibangun kolam-kolam ikan untuk warga. Sampai sekarang sudah ada 10 kolam ikan ukuran rata rata 3x6 meter yang dibangun di halaman rumah Pak Bronto. Sisanya, ada beberapa kolam ikan lagi yang dibangun di rumah warga lain. Seperti di halaman rumah Pak Somo ada 4 kolam, di halaman rumah Pak Bagas ada 8 kolam, di rumah Pak Catur ada 1 kolam, di rumah Pak Heru ada dua kolam dan di halaman rumah Pak Mita ada 2 kolam. Selain kolam permanen itu, kelompok ikan Mina Argosari Ngrompang juga memiliki kolam bulat portable berdiameter 3 meter yang setiap saat bisa dipindahkan. Sampai saat ini ada 7 kolam portable yang ada di anggota kelompok ikan Mina Argosari Ngrompang. Kolam-kolam portable ini kini berada di halaman rumah masing masing anggota kelompok ikan, seperti di rumah Pak Dwi, Pak Nrimo, Pak Arifin dan Pak Bagas.


Hasil dari pembudidayaan ikan air tawar ini sudah sangat dirasakan oleh warga, khususnya keluarga anggota kelompok ikan Mina Argosari. Selain hasilnya dikonsumsi sendiri seperti ikan lele, nila, gurameh, patin dan bawal sebagian juga dijual kepada pedagang. Kelompok ikan Mina Argosari juga sudah memiliki pedagang tetap, yang setiap saat siap membeli seluruh ikan hasil budidaya anggota kelompok. Kepeloporan Pak Bronto Suwarno ternyata tidak hanya sampai disitu. Pak Bronto juga sudah mempunyai gagasan, bahwa anggota kelompok ikan Mina Argossari Ngrompang nantinya harus menjadi pemasok utama kebutuhan ikan di sejumlah rumah makan atau resto yang akan dibangun di lokasi taman wisata Ngrompang, yang kini sudah dalam tahap membuka lahan.


Dalam pembangunan taman wisata Ngrompang yang memanfaatkan tanah kas Desa Pendowoharjo, Sewon, Bantul, ini Pak Bronto juga berperan aktif. Bahkan banyak ide dari Pak Bronto yang dipakai oleh tim pembangunan taman wisata Ngrompang. Bukan hanya itu saja, Pak Bronto juga selalu ditunjuk sebagai penasehat hampir semua kegiatan yang diadakan di kampung Ngrompang, seperti acara HUT RI yang diadakan rutin setiap tahun, dan lain sebagainya. Pak Bronto selain dituakan, petuah petuahnya juga sangat manjur. Di kalangan muda mudinya, Pak Bronto bahkan sudah dianggap sebagai orangtua mereka, sebagai tempat curhatan dan keluh kesah mereka.


Di luar kampung Ngrompang, Pak Bronto sering dikunjungi para tokoh nasional maupun daerah untuk diminta nasehatnya. Bahkan, sejak puluhan tahun lalu, Pak Bronto sudah dipercaya menjadi Ketua Pengairan untuk wilayah sekitar Ngrompang, yang bertugas mengatur pengairan irigasi agar sawah-sawah milik warga mendapat suplai air secara adil dan merata. Sementara di kota Yogyakarta dan sekitarnya, nama Pak Bronto juga sudah cukup dikenal, khususnya bagi anggota komunitas pedagang pecel lele. Komunitas yang memiliki anggota ratusan pedagang pecel lele yang tersebar di setiap sudut kota Yogyakarta ini sejak beberapa tahun lalu telah mengangkat Pak Bronto sebagai sesepuh mereka. Nasehat-nasehat dari Pak Bronto selalu mereka nantikan setiap kali mereka melakukan pertemuan bulanan, baik di Yogyakarta maupun di kota-kota lain di Jawa Tengah.



12 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page